Sang Hiang Rakian Sakti (santhy) terkenal di Haji Sakti (Sengang, Saka) hidup sampai hari Kiamat sejak dunia masih dalam Proses dibentuk Tuhan Yang Maha Esa. Di Haji dgn istilah sejak dunia masih "SETAPAK MIRING dsb".
Dan beliau d lahirkan (diturunkan) atas kodrat dari Tuhan Yang Maha Esa. Beliau berkali2 turun (menitis/menjelma) diseluruh dunia terutama di Nusantara karena beliau bersemayam di Pusaran Laut/Putaran Tasik(Danau Ranau) yg sewaktu2 muncul sebagai Naga Sakti. Khusus di Nusantara beliau turun dibeberapa zaman, malahan dibeberapa tempat dgn nama/julukan yg berlainan sesuai dgn sifat / peristiwa yg terjadi pada waktu itu.
Beliau turun/menitis dan sebagainya pada waktu dan tempat yg telah di tentukan (pertanda) beberapa abad sebelumnya, khusus dlm memperingatkan manusia / Nusantara pda Hukum Inti KeTuhanan(falsapah Jaya Sempurna) untuk manusia hidup bermasyarakat. Dalam rangka membayang seseorg antara lain Nabi Musa Ar, dan Nabi Isa As dllnya atau sekelompok manusia sifatnya menggugah, menegur ataupun menghukum yg bersangkutan
Apapun yg beliau kerjakan atau berbuat sesuatu senantiasa bersangkut paut dgn penurunan /memperingatkan hukum itu antara lain pokoknya "Pri Kasih Sayang". Jadi di pandang dri sudut keTuhanan Beliaulah Malaikat Tuhan Yang Maha Esa khusus menjaga / menguasai dll hukum seluruh semesta alam ini, antara lain bumi dimana mahluk hidup. Kita ketahui bahwa tiap2 benda dan malaikatnya, atau sesuatu akhlak/watakpun di kuasai dikendalikan oleh satmalaikat, demikian pula suatu jenis kejahatan dikuasai dikendalikan oleh Iblis.
Hukum dlm arti luas (maha daipa maha), telah ada pada Tuhan Yang Maha Esa sebelum semesta alam diciptakan, demikian sekalian roh (malaikat, manusia, iblis dsbnya) sudah ada diharibaan Tuhan Yang Maha Esa sebelum di turunkan ke dunia. Sesuai dgn tugas, Malaikat termaksud tadi telah menghukum bumi/dunia supaya tetap /tenang atau menjadi sempurna yg dilakukan beribu2 tahun mungkin berjuta2 tahun. Rasa, ketentuan, ketetapan dsbnya sudah berarti hukum. Setelah dunia sempurna jadinya atau mendingin sehingga sekalian mahluk hidup bisa hidup didalamnya, malaikat hukum itu tetap didunia yg dijinakanya (sempurna) utk menjaga /mendampingi hukum selanjutnya yg hrs dijalankan oleh mahluk, terutama manusia/jin. Jadi dgn uraian tersebut diatas dptlah ditapsirkan bahwa malaikat hukum itu mula2 sebagai malaikat mendampingi Nabi Adam As, terutama sebelum terjadinya peristiwa putera Nabi Adam As saling membunuh (zalim) sebagai pertama kalinya iblis mengoda manusia didunia, termasuk mahluk jin bisa digodanya.
Kemudian setelah berabad2 mengetahui bahwa manusia selalu hidup dlm pertentangan hukum/politik, maka beliau memohon kepdada Tuhan Yang Maha Esa bahwa malaikat hukum itu langsung ingin hidup bersama atau merasakan kehidupan manusia yg bernama BALYA MULKAN. Akhirnya karna rasa kasih sayang yg begitu tinggi sebagai manusia, beliau merasa tidak tega meninggalkan manusia tanpa pengawasan/mengingat hukum, maka beliau memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bernamalah beliau sebagai Nabi Khaidir As.
Jadi garis besarnya tugas malaikat hukum itu:
★= menghukum alam supaya tenang/menjadi sempurna
★= sebagai Raja Alam gaib/Dunia
★= mengemban tugas memperingatkan dan sebagainya pada manusia/jin akan H.I.K. (Falsapah Jaya Sempurna) utk manusia hidup bermasyarakat sampai hari kiamat.
Uraian diatas adalah asal usul Naga Sakti/Nabi Khaidir As (shanty) Sang Hiang Rakian Sakti (Pangeran Surya Negara )ataupun dgn nama lain sepanjang diketahui.
Penurunan hukum pada beberapa zaman tetap disekitar tempat beliau bersemayam atau telah merupakan pusat penurunan kembali H.I.K (Falsapah Jaya Sempurna).
Pada saat beliau menitis /menjelma kembali yg kedua kali beliau telah memberikan gambaran keadaan zaman yang lalu yakni:
1=> Nama Sang Hiang Sakti nama lain sebagai Naga Sakti (Nabi Khaidir As utk pemusatan kepercayaan yg mana hukumnya berlambang matahari/bulan (cahaya) atau dari bumbungan matahari (Haribaan Tuhan Yang Maha Esa/Cahaya).
2=> Nama Sang Hiang Rakian Sakti nama lain sebagai Aji Saka (Sepahit lidah).
3=> Kemudian bernama Sang Hiang Rakian Sakti nama lain sebagai Pangeran Surya Negara dan sebagainya, malahan diawali dgn nama Santhy (Juru Selamat)
Jadi dri nama Sang Hiang saja hanya ada perobahan kecil sesuai zaman /Peristiwa yg terjadi pada waktu itu
Tegasnya semua nama itu telah disimpulkan oleh SANG HIANG RAKIAN SAKTI dlm nama PANGERAN SURYA NEGARA.
Surya = Matahari(Hukum)
Naga = Sang Hiang Sakti (Nabi Khaidir As)
Gara = (gara-gara) = peristiwa.
Maka Surya Negara kiasan dari "Naga Sakti pembuat peristiwa utk penurunan Hukum (Matahari).
Jadi penurunan Hukum oleh SANG HIANG RAKIAN SAKTI/PANGERAN SURYA NEGARA yg kedua kalinya (pertengahan) telah dikiaskan pada tongkat (penunjuk) persumpahan haji yg hakekatnya :
1. Disini aku dahulu menurunkan hukum (tenggelam).
2. Disini pula aku menurunkan kembali hukum itu (miring).
3. Disini pula hukum akan diturunkan lagi (di tegakan).
Kiasan pada tanda petik diatas telah menunjukan bahwa hukum itu akan turun lagi (ketiga), telah ditentukan pertandanya, dgn letak tongkat (ditugukan) agak miring itu telah diabadikan juga pada telunjuk tongkat keturunan beliau khususnya, dan buai haji umunya. Tegasnyj semua itu merupakan suatu peringatan, bahwa hukum itu akan diturunkan kembali (digali) yg ketiga oleh keturunan Beliau nantinya, seakan-akan (berarti) perintah bahwa tongkat (hukum) miring itu harus ditegakan kembali.